Unordered List

Saturday, November 7, 2015

Tidak ada Ilmu yang lebih baik daripada pembiasaan, dan itulah yang terjadi pada Ulama-ulama besar

  Imam Syafi'i mengisahkan, tatkala kecil, Ibunya membacakan Al-Quran untuknya dua kali khatam setiap minggunya. dan tatkala ia berpergian ke Madrasah, ia mendengarkan anak-anak lain menghafalkan Al-Quran dan ia pun ikut menghafalnya. di tengah pelajaran di Madrasah pun ia senantiasa menghafalkan Al-Quran, hingga berdiskusi dengan teman-teman pun menggunakan Al-Quran. wajar saja Iman syafi'i lantas menghafalkan Al-Quran di usia tujuh tahun, karena ia dikelilingi oleh masyarakat yang memulliakan Al-Quran, dan selalu mengulang-ulanginya. 
    Anak gaul dimasa itu adalah anak yang kenal Al-Quran, dan dengannya muncul banyak muslim yang hebat dalam skala massif. sahabat dalam satu atsarnya menyatakan bahwa ketika mereka jalan-jalan dan bersenandung, senandungnya Al-Quran, Bertemu orang, ngobrolnya Al-Quran. Yang dibahas saat berkumpul adalah Al-Quran. Sedang sedih baca Al-Quran. Tidak heran anak-anak usia delapan tahun sudah hafal Al-Quran, karena memang di jaman itu, anak-anak gaul justru yang kenal Al-Quran. Enggak kenal Al-Quran maka enggak gaul. 
   Suatu hari Imam Syafi'i dalam perjalanannya ingin menyetor satu kitab hafalannya kepada gurunya. Namun di tengah perjalanannya, tidak disengaja ia melihat betis seorang perempuan yang gamisnya tertiup angin. Kejadian itu ternyata malah membuat hafalan satu kitabnya hilang. Masya Allah, bayangkan sob, . bayangkan hanya melihat betis saja sudah satu kitab yang hilang, lalu bagaimana dengan kita? tidak mengherankan jika kita sulit hafal Al-Quran. Zaman kita ini beda dengan zaman para Salafus Shalih. Kalau mereka selalu mendengar Al-Quran, maka yang selalu kita lakukan adalah denger MUSIK. Pergi ke Mall dengernya MUSIK. Naik angkot dengernya MUSIK. Dijalan pakai headset dengernya MUSIK. Bersenandung, senandungnya MUSIK. Bagaimana bisa kita hafal Al-Quran kalau sehari-harinya hanya denger musik dan jarang melantunkan syiar-syiar Allah? 




Referensi ; Felix Y Siauw, 2015. Khilafah Remake. ALFATIH Press.Jakarta

No comments:

Post a Comment